Jakarta, 13 Desember 2024 – Implementasi IFRS 17 telah menjadi tantangan utama bagi industri asuransi di seluruh dunia. Kompleksitas standar akuntansi ini membutuhkan pemahaman yang mendalam, strategi transisi yang efektif, serta dukungan teknologi mumpuni. PT Hamilton Prima Indonesia, melalui partisipasinya dalam Masterclass Workshop IFRS 17 yang berlangsung pada 11–13 Desember 2024 di Hotel Borobudur Jakarta, menawarkan solusi inovatif bagi perusahaan asuransi dalam menyederhanakan penerapan IFRS 17.
Pada hari ketiga, PT Hamilton Prima Indonesia berperan aktif melalui demonstrasi langsung Hamilton Engine, teknologi yang mampu menyederhanakan implementasi IFRS 17 dengan efisien dan transparan.
Agenda Masterclass Workshop IFRS 17
Masterclass Workshop IFRS 17 yang diselenggarakan oleh Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) mengumpulkan berbagai pelaku industri asuransi untuk membahas tantangan dan solusi implementasi IFRS 17/PSAK 117. Acara ini tidak hanya memberikan wawasan mengenai standar akuntansi ini, tetapi juga membahas integrasi teknologi
Hari Pertama: Pengenalan IFRS 17
Pada hari pertama, peserta memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai IFRS 17, termasuk komponen-komponennya dan perbedaan mendasar dibandingkan dengan standar akuntansi lainnya. Model utama seperti General Measurement Model (GMM), Premium Allocation Approach (PAA), dan Variable Fee Approach (VFA) dibahas secara mendetail.
Hari Kedua: Integrasi IFRS 9 dengan IFRS 17
Hari kedua membahas bagaimana IFRS 9 dapat diintegrasikan dalam implementasi IFRS 17, memberikan wawasan terkait hubungan kedua standar ini yang sangat penting bagi perusahaan asuransi dalam menjaga konsistensi laporan keuangan.
Hari Ketiga: Teknologi Sebagai Solusi
Pada puncak acara, Budi Rachman, IFRS Global Practice Lead dan Chief Product Architect PT Hamilton Prima Indonesia, bersama Baskoro Suryo, Hamilton IFRS Consultant and Finance Advisor, memimpin diskusi tentang tantangan utama dalam penerapan PSAK 117. Dalam sesi ini, mereka menekankan pentingnya teknologi informasi sebagai kunci untuk mengatasi kompleksitas dalam implementasi standar ini.
Menghadapi Kompleksitas PSAK 117
Budi Rachman mengawali sesi dengan perumpamaan bahwa PSAK 115, 116, dan 117 sebagai “saudara” yang saling melengkapi, menggarisbawahi pentingnya pemahaman holistik dalam pelaksanaan standar-standar akuntansi ini.
Namun, di antara ketiganya, implementasi PSAK 117 dikenal memiliki tantangan tinggi karena kompleksitas data, biaya implementasi, dan tuntutan transisi yang rumit. Akan tetapi dengan pendekatan yang tepat, kompleksitas ini dapat disederhanakan.
“Dalam menghadapi sesuatu yang kompleks, prinsipnya sederhana: kita harus benar-benar memahaminya agar dapat menjelaskan kepada orang lain dengan jelas dan sederhana. Jangan menambah kompleksitas yang sudah ada, biarkan mesin yang bekerja untuk kita,” tambahnya.
Sistem yang diperkenalkan, Hamilton Engine, menjadi solusi unggulan dalam menyederhanakan kompleksitas implementasi PSAK 117. Budi Rachman menjelaskan bagaimana sistem ini dirancang untuk membantu perusahaan mematuhi standar akuntansi dengan menarik data yang belum sesuai dan mengubahnya menjadi compliant. Selain itu, Hamilton Engine mampu menghasilkan laporan disclosure yang sulit jika dilakukan secara manual. Dengan fitur predictive accounting, sistem ini bahkan dapat mencatat debit dan kredit di masa depan berdasarkan asumsi yang telah ditentukan sebelumnya.
Pendekatan Implementasi PSAK 117
Selanjutnya, Baskoro Suryo memaparkan tiga pendekatan transisi utama yang sering digunakan dalam implementasi PSAK 117:
- Full Retrospective: Mengukur kontrak asuransi seolah-olah standar PSAK 117 telah berlaku sejak awal kontrak. Pendekatan ini membutuhkan data historis yang lengkap.
- Modified Retrospective: Digunakan ketika data historis tidak lengkap. Pendekatan ini menghitung saldo awal kontrak pada periode tertentu dengan asumsi data sebelumnya tidak sepenuhnya tersedia.
- Fair Value Approach: Cocok untuk perusahaan dengan data terbatas. Nilai dampaknya lebih signifikan dibandingkan pendekatan retrospektif.
“Implementasi PSAK 117 penuh dengan tantangan dan banyak jebakan, terutama karena jumlah data yang harus dikumpulkan dan dikelola sangat besar,” jelas Baskoro Suryo saat membahas berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam implementasi PSAK 117.
Demonstrasi dan Diskusi Interaktif
Workshop ini diakhiri dengan demonstrasi Hamilton Engine. Dalam simulasi yang ditunjukkan, sistem ini menunjukkan kemampuannya menghasilkan hasil secara cepat dan praktis, memudahkan perusahaan dalam mengontrol data, mengelola asumsi, dan memastikan transparansi proses.
Diskusi yang melibatkan peserta dan pembicara membahas berbagai tantangan dan solusi implementasi PSAK 117 menggunakan Hamilton Engine. Ujaran saran pun sempat dilontarkan salah satu peserta, membuat sesi diskusi ini semakin berbobot.
Kesimpulan
Meskipun implementasi PSAK 117 penuh tantangan, PT Hamilton Prima Indonesia telah membuktikan bahwa dengan pendekatan yang sistematis dan didukung teknologi yang tepat, implementasi ini dapat lebih mudah dihadapi. Sistem Hamilton Engine diperkenalkan sebagai solusi utama untuk menyederhanakan proses implementasi PSAK 117. Dengan kemampuannya dalam mengelola data dan menghasilkan laporan yang sesuai, Hamilton Engine membantu perusahaan mengatasi kompleksitas standar akuntansi ini. Pemahaman holistik, kolaborasi yang solid, dan dukungan teknologi seperti Hamilton Engine merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan dalam implementasi PSAK 117. Serta dengan pendekatan yang komprehensif dan solusi yang inovatif, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan daya saing mereka di pasar.
Leave a Reply