Implementasi PSAK 117 di industri asuransi Indonesia membawa tantangan sekaligus kesempatan besar untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Dalam seminar yang diselenggarakan oleh Asosiasi Kantor Konsultan Aktuaria Indonesia (AKKAI) pada 29 Oktober 2024 bertempat di Hotel Mason Pine Kota Baru Parahyangan, Budi Rachman, IFRS Global Practice Lead dan Chief Product Architect dari PT Hamilton Prima Indonesia, membahas pentingnya pemahaman mendalam tentang PSAK 117, terutama dari sisi IT.
Pentingnya Memahami PSAK 117
Dengan hampir 30 tahun pengalaman di dunia IT, Budi Rachman menekankan bahwa solusi paling efektif dimulai dari pendekatan sederhana yang mengedepankan komunikasi. “Kita harus memahami dengan bahasa yang lebih mudah dan coba menjelaskan,” ungkapnya, menyoroti pentingnya memahami terminologi yang sering kali rumit.
PSAK 117: Meningkatkan Transparansi Keuangan
Budi Rachman memberikan wawasan berharga tentang cara merencanakan implementasi PSAK 117 dan strategi komunikasi yang efektif. PSAK 117 mengharuskan perusahaan untuk melaporkan kontrak asuransi secara rinci sesuai standar akuntansi internasional IFRS 17, yang mencakup penilaian komponen kontrak dan pengungkapan informasi keuangan secara transparan. Proses ini dirancang untuk meningkatkan kejelasan dalam laporan keuangan dan mempermudah para pemangku kepentingan dalam memahami kondisi keuangan perusahaan.
“Kita coba jangan langsung fokus ke targetnya saja. Yang saya pelajari, kita breakdown ke komponen-komponen paling basic. Komponen-komponen ini yang kita coba cari solusinya,” jelas Budi Rachman tentang pendekatan bertahap yang digunakan PT Hamilton Prima dalam menangani kompleksitas PSAK 117.
Tantangan dalam Implementasi PSAK 117
Mengimplementasikan PSAK 117 tidaklah mudah. Dari segi teknis, standar ini membutuhkan sistem yang mampu menangani data secara detail, mendukung kolaborasi antara aktuaris dan akuntan, serta menyesuaikan proses bisnis yang sudah ada. Tantangan ini dirasakan oleh perusahaan di seluruh dunia.
Budi Rachman mencatat bahwa di Eropa, implementasi IFRS 17 yang serupa memerlukan biaya besar, karena perusahaan di sana menghargai sumber daya manusia dengan baik. “Kita juga harus mampu menghargai skill-skill kita untuk bisa menjelaskan kepada klien bahwa ini bukan sesuatu yang bisa ditemukan di mana saja,” tambahnya. Dengan mengapresiasi kemampuan profesional dalam implementasi standar ini, perusahaan di Indonesia dapat mencapai hasil yang efektif dan bermakna.
Teknologi: Kunci untuk Mempermudah PSAK 117
Salah satu elemen utama dalam implementasi PSAK 117 adalah teknologi. PT Hamilton Prima Indonesia mengembangkan Hamilton Engine yang dirancang untuk menyederhanakan dan mengotomatiskan proses PSAK 117. Menurut Budi Rachman, sistem yang baik haruslah terkonfigurasi sebelumnya, namun tetap fleksibel.
“Jangan sistem kosongan, tapi sistemnya harus configurable dan tidak rigid… preconfigure itu sebagai baseline, dan baseline itu bisa diubah dan ditambah,” ujarnya.
Teknologi juga memainkan peran krusial dalam manajemen data, terutama melalui penggunaan ETL (Extract, Transform, Load) dan Data Warehouse. Budi Rachman menekankan bahwa proses ETL dan data warehouse adalah hasil evolusi teknologi. “ETL dan data warehouse itu adalah proses hasil evolusi, bukan revolusi,” jelasnya. Implementasi ini sebaiknya dilakukan secara bertahap untuk menghindari frustrasi.
Kolaborasi Tim: Kunci Sukses Implementasi PSAK 117
Implementasi PSAK 117 yang sukses tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kolaborasi tim. Dalam seminar tersebut, Budi Rachman menggunakan analogi yang menarik untuk menggambarkan peran berbagai fungsi dalam implementasi PSAK 117:
1. People sebagai otak yang menggerakkan proses dan membuat keputusan.
2. Aktuaris dan Akuntan sebagai paru-paru yang memberikan perspektif keuangan yang tepat.
3. IT sebagai hati yang menjaga agar sistem berjalan lancar.
4. Data sebagai makanan yang memperkaya sistem.
5. Sistem Software sebagai jantung yang mendukung semua komponen.
“Yang paling penting untuk mengimplementasikan PSAK 117 adalah kita harus fokus kepada people… semua ini fokusnya selalu kepada manusia,” ungkap Budi Rachman.
Pendekatan Prediktif dengan Predictive Accounting
Untuk memastikan akurasi dan transparansi, PT Hamilton Prima Indonesia menggunakan konsep Predictive Accounting dalam laporan keuangannya. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk mencatat debit dan kredit untuk peristiwa masa depan, sehingga dapat mengantisipasi hasil keuangan yang akan datang.
Beberapa karakteristik dari Predictive Accounting adalah:
1. Unbiased & end-to-end: Proses dilakukan tanpa bias, memberikan gambaran lengkap dari awal hingga akhir.
2. Visibilitas dari future balance sheet dan profit & loss statement: Mempermudah perusahaan memprediksi kondisi keuangan.
3. Self-reconciliation: Meminimalisir kesalahan dan mempermudah pemeriksaan.
4. Front-loaded & amortization effect: Mengatur perhitungan yang lebih akurat.
5. Business simulation: Mendukung simulasi bisnis yang memungkinkan perusahaan melihat berbagai skenario keuangan.
Kesimpulan: Menyederhanakan Implementasi PSAK 117
Implementasi PSAK 117 adalah tugas kompleks, namun PT Hamilton Prima Indonesia menunjukkan bahwa pendekatan sederhana dan terstruktur dapat membuat proses ini lebih mudah dipahami dan dikelola. Dengan menggunakan teknologi yang tepat, pendekatan prediktif, dan kolaborasi tim, perusahaan dapat meningkatkan transparansi dan akurasi laporan keuangan mereka.
Leave a Reply